Kubangan Pengharapan Sebagai Ketersikasaan, He He…
Oleh : Shaff Muhtamar
Pernakah anda mengalami ketersiksaan yang sangat? Ketersiksaan psikologis. Agin seperti berhenti bertiup saat kita membutuhkannya untuk bernafas, heninng menjadi riuh yang tak henti saat kita membutuhkanya untuk kontemplasi. Kamar seperti penjara seumur hidup. Tumpukan benda benda disekitarmu menyerangmu tanpa ampun: bayangkan sebila pisau itu melayang dan mecancap persis di dadamu dan menembus tepat dijangtungmu sebelah kiri. Asap rokok beruba benang kusut yang bergurulung-gulung menyumbat tenggorokannmu hingga kamu tersengat dan seolah mengantar kita ke gerbang sekarat. Bayangkan! Perasaan kita terhempas ke titik kepustaasaan yang dalam, saat cinta pertamamu di tolak hanya kamu tidak mampu memilih kata yang tepat mengenai cintamu yang dalam dan murni itu, atau pilihan katamu terlalu jitu hingga perempuan itu menjadi bodoh untuk memahaminya dan dia kehilangan pengertianya sama sekali terhadap harapan-harapanmu yang tersembunyi dalam lipatan-lipatan kalimat yang mungkin bertele-tele banginya, dan mungkin juga dia tahu mulutmu dipenuhi dusta.
Maka berehentilah berharap ketika itu! Ketika ketersikasaan menjerembab kita dan menghempaskan kita kesemua sudut ketakberdayaan diri. Bunuh perasaan yang masih ada menggelayut di jiwamu, kubur sedalam-dalamyna hingga engkau sendiri kehilangan keyakinan akan kebangkitannnya; asamu. Pastikan bersih seluruh piring harapanmu dari sisa cita-cita yang mungkin saja akan membuatmu mati karena eksistensinya telah berubah jadi racun dengan virus yang paling membunuh. Dan tentang kemarahannmu yang jika masih bercokol di ubun-ubun dan kepalan tanganmu maka hempaskan dia ke tembok dengan sekali pukulan hingga engkau yakin bahwa tembok itu pasti mengeluarkan darah dan menjerit melolong seperti anjing terikat yang engkau aniaya dalam karung.
Lalu apa yang harus manusia lakukan setelah itu? Sekali lagi jangan pernah menoleh sekalipun pada harapan yang engkau talak mati itu. Sekali engaku menoleh padanya, sekali itu akan engkau kembali pada kondisi semula yang sekarat, sakit, sedih, menderita karena dianiaya oleh pasukan harapan yang menjarah kehidupanmu tanpa ampun, setiap saat dan tiada detik dan detak jantungmu terlewatkan tanpa penderitaan dan sekarat yang tiada tanding. Ha ha ha… maka tertawalah, ha ha… terawalah kawan. Tertawa akan membawamu kesurga yang tiada perna kamu bayangkan, sebuah surga yang tidak kamu tahu asal muasalnya, sebuah surga yang pada detik pertama akan membuatmu kehilangan pengetahuan bahwa kitab suci perna mengabarimu tentang surga itu. Dan ya.. kamu ketemu sekarang lewat sebuah tawa yang lepas bebas keudara, dia mengalir keseluruh urat-urat semesta dan mengabari kepada seluruh mahluk-mahluk aneh yang telah keluar dari pikirannya dan sekarang hidup disemesta tanpa pengharapan. Seperti surga yang kita temu saat ini lewat sebuah tawa renyah, serenyah kacang goreng yang kita nikmati sore hari dengan secangkir kopi yang hangat, saat menjelang kelahiran bayi pertama kita.
Jenis kebahagiaan apa yang bisa membahagiakan manusia, jika keseluruhan kebahagiaan itu hanyalah bayang-bayang yang setia menjadi hantu disetiap kita berdiri dibawah cahaya angan-agan panjang kita sendiri. Maka jika agan-agan itu telah menyuruhmu mengejar bayangannmu sendiri maka bersiaplah menikmati kubangan ketersikasaan sepanjang hayat, dan mandilah Lumpur kegilaan bersama kerbau-kerbau jiwamu itu yang telah mendekam sebagai penghuni paling menderita disetiap helai nafas harapanmu yang berhembus.
Jadi pernakah kita mengalami ketersikaaan yang sangat? Selama kita masih sebagai binatang berkaki dua yang senang bergincu, maka kebohongan tidak ada tempat baginya untuk menjawab. Kejujuran kita sebagai badak bertanduk hantu akan senang hati mengatakan: ketersikasaan adalah kesetiaan yang hangat bagi jiwa yang berpengharapan.
Maaf ya … Gue lagi marah-marah nih.
Tapi rasanya enak juga melampisakan rasa marah lewat tulisan… PLONG!
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda