Senin, 17 September 2007

Terhindar Dari Jebakan Iklan Politik

Supporting Ide By Shaff Muhtamar

Dalam dunia nyata, kita menyaksikan bahwa binatang adalah mahluk yang sangat mudah kena jebakan. Manusia begitu cerdik jika ingin menangkap hewan-hewan liar, baik di hutan belantara maupun dilingkungan biasa. Tetapi dalam dunia nyata juga, ternyata manusia adalah mahluk tuhan yang sering kali kita temui terperangkap dalam jebakan-jebakan. Mengapa semua ini terjadi? Mungkin karena dunia ini adalah tempatnya tipu muslihat merajalela, yang pada saat bersamaan berjalan seiring dengan kejujuran.

Dalam kehidupan modern saat ini, dimana orientasi kebudayaan manusia menuju pada pemujaan materialisme baik secara kasar maupun halus. Kita menemukan parade masyarakat yang terjerembab sebagai korban-korban iklan komersial dalam semangat hiperkomsumtif. Iklan-iklan produk-produk komersil telah mendominasi media massa dan menjaring jutaan bahkan tak terhingga hasrat belanja dari para konsumen.

Karena demikianlah adanya iklan diadakan, senantiasa tujukan untuk menggoda masyarakat untuk membeli sebuah produk. Karena tujuannnya untuk menggoda maka tampilan dan desain iklan dibuat sedemikian artistic, dibuat sedemikian menarik dan sedemikian rupa diharapkan secara serius dapat memaksa masyarakat untuk berbelanja. Sehingga seringkali yang kita temukan adalah materi iklan menjadi sangat berlebihan dan tidak relistis lagi. Apa yang dikomunikasikan tidak lain hanyalah gelembung saja dari isi yang sebenarnya.

Dengan demikian, kita sepakati saja bahwa iklan tidak lain hanyala model dari jaring jebakan-jebakan semata. Manusia yang memiliki dimensi emosionalitas akhirnya (memang) rentan akan jebakan-jebakan. Sebab iklan adalah alat untuk menstimulan emosi manusia dan mengarahkan korbannya masuk kelubang yang telah disiapkan secara sempurna.

Bagaimana dengan iklan politik? Dunia bisnis modern telah mengajari para pelaku dunia politik untuk juga memanfaatkan elemen komunikasi khususnya dalam konteks iklan untuk menjual dagangan politiknya. Anda bisa menyaksikan sendiri wajah-wajah politikus yang menghiasi layar kaca kita televsisi setiap saat, famplet-famplet, baliho dan bentangan sepanduk di sepanjang jalan dan sudut-sudut lorong dan gang, yang memampang foto-foto mereka-mereka yang berhasrat pada kekuasaan.

Begitu menawan tampilan dan desain dari model iklan-iklan politik itu. Dan pasti memberi efek bius bagi mata yang memandang. Bagi mata awam, desain artistic dari iklan-iklan itu sunggu mempesona dan membuat kita berkencenderungan untuk menjatuhkan pilihan pada produk yang menjadi jualan ikan politik tersebut. Cirta yang dibiaskan oleh tata art dari desain itu akan medikte hasrat dan emosi kita untuk menentukan pilihan pada sosok yang ditampilkan.

Sebuah alasan yang cukup berbahaya bagi publik dalam menentukan pilihan kepemimpinan politik dalam rana demokrasi jika hanya karena jebakan dari godaan sebuah iklan, pamflet-pamlfet, baliho dan spanduk. Citra diri yang ditampilkan iklan-iklan itu seolah tanpa celah, suci dan sempurna. Sehingga mata dan benak emosional publik mudah terjerat dalam keindahannya. Demikianlah selalu efek sihir sebuah iklan.

Demi alasan rasionalitas kepemilihan pimpinan politik oleh publik, INSIGHT JALAN TENGAH akan memberikan tips agar anda tidak mudah terpesona oleh sihir iklan-iklan, pamflet, baliho dan spanduk-spanduk politik yang demikian gencar dipublikasikan oleh para kandidat yang berkompetisi untuk memperebutkan kursi kekuasaan lewat suara publik. Berikut beberapa JALAN TENGAH agar kita terhindar dari jebakan iklan politik:

Sadari sepenuhnya bahwa publikasi diri politikus lewat iklan, pamlet, spanduk dan lain-lain sepenuhnya dimaksudkan hanya untuk merebut simpati emosional belaka dari publik pemilih.
Sadari bahwa keterpesonaan anda akan citra diri politikus yang ditampilkan itu akan membuat anda menjadi pemilih yang tidak rasional dan akan mempengaruhi kualitas proses suksesi demokrasi politik yang berlangsung.
Berikap kritislah terhadap bahasa ataupun materi dari iklan-iklan, pamflet-pamflet dan spanduk-sapnduk tersebut. Jangan biarkan diri ada menjadi mudah terpesona.
Fokuskan perhatian anda pada profil yang bertanggung jawab dari pribadi para kandidat tersebut. (Baca Tips Jalan Tengah Tapol edisi pertama)
Materi iklan yang baik adalah yang mengkomunikasikan visi dan harapan-harapan program kepemimpinan, bukan sekedar pencitraan penampilan diri semata.
Dan yang terakhir, jangan pernah menganggap serius keberadaan sebuah tampilan iklan politik dimanapun dan kapanpun.


Selamat mencoba. Anda adalah publik yang berhak menentukan berkualitas dan tidak berkualitasnya proses suksesi sebuah kepemimpinan politik di daerah anda. Karena itu teruslah mengandalkan rasionalitas dan bukan emosionalitas anda.


Tulisan ini pernah dimuat di Tabloid BERITA POLITIK [Tapol]

Label:

Mengenali Visi dan Misi Calon Pemimpin Dengan Baik

Supporting Ide By Shaff Muhtamar

Para bijaksanawan banyak menyebut bahwa Apa Yang Sering Diucapkan Seseorang Sesungguhnya Itulah Yang Diinginkannya. Anda saya yakin tahun; setiap ucapan seorang bijak itu mengandung kebenaran yang tinggi. Sebab ucapan mereka tersembur dari rongga-rongga pengetahuannya yang dalam akan kehidupan manusia, tuhan dan semesta.

Setiap kali kita menginginkan sesuatu, baik sesuatu itu bersifat nyata maupun abstrak, kita seringkali suka untuk memikirkannya selalu, menghayal-hayalkannya selalu, dan tidak lupa kita menyukai untuk menyampaikan atau sekedar menceritakannya pada orang lain. Memikirkan, merenung-renungkan dan mengobrolkanya pada orang lain seringkali berlangsung berulang-ulang kali, kapan dan dimanapun kita bertemu teman, saudara dan orang-orang yang kita kenal lainya. Kadar penyampaiannya sangat tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Kalau sangat dekat, kita akan meyampaikannya dengan sangat terbuka. Kalau tidak terlalu dekat, penyampaian kita sekadarnya saja.

Ini mungkin akibat dari efek psikologis dari sebuah harapan. Sebuah harapan senantiasa memancing rasa pertanggungjawaban untuk meraihnya sekaligus memancing rasa senang kita akan suatu sketsa mental tentang masa depan yang menjanjikan kebahagiaan. Iniliah kekuatan sebuah Visi. Mampu menggelorakan eforia emosi dan mental kita. Harapan adalah bahasa umum dari visi. Manusia ataupun sebuah masyarakat eksis karena masih hidupnya harapan/visi dalam jiwanya.

Dalam sebuah perhelatan politik untuk suksesi kepemimpinan, kita seringkali di perhadapkan pada pertanyaan: Apa visi dan misi calon pemimpin tersebut? Meskipun ini hanya konsumsi masyarakat terdidik. Namun bagi masyarakat umum, pertanyaan model seperti itu, sangat jarang dipertanyakan sebab lebih banyak terpengaruh oleh tampilan luar dari kandidat pemimpin besangkutan. Dan pilihan pada seorang pemimpin politik lebih banyak dipengarui oleh alasan suka dan tidak suka semata.

Padahal usaha untuk mengenali visi dan misi calon pemimpin, akan menjadi potensi awal terciptanya kultur baru yang akan berkontribusi langsung terhadap kualitas positif sebuah dinamika pemilihan pemimpin politik, baik dalam Pemilihan Umum (pemilu) maupun Pemilihan Kepala Daerah (pilkada). Karena akan membiasakan masyarakat menjadi sangat rasional dalam memilih pemimpinnya sendiri, dan bukan karena emosionalitas dan sikap primordial.

Dalam upaya mendorong secara terus menerus tumbuhnya kultur politik demokrasi yang lebih bermutu, INSIGHT JALAN TENGAH akan memberikan tips kepada seluruh calon pemilih yang akan menjadi penentu duduknya seseorang menjadi Presiden, Gubernur, Walikota maupun Bupati dikursi politik sebuah pemerintahan. Tips tentang bagaimana mengenali visi dan misi seorang kandidat pemimpin yang sementara berkompetisi memperebutkan kursi kekuasaan politik dalam struktur pemerintahan, sebagai berikut:

Fokuskan perhatian anda senantiasa pada ‘isi pikiran’ yang bersangkutan, baik ketika mereka berpidato, memberisambutan, redaksi kalimat yang ada di iklan-iklan mereka, pada baliho, dan spanduk-panduk, selebaran atau saat diwawancarai di media massa.
Yang dikmaksud ‘isi pikiran’ adalah rencana-rencan rasional mengenai program-program penting bagi masyarakat.
Yang dimaksud ‘penting bagi masyarakat’ adalah kondisi yang menjadi permasalahan relalistis yang anda alami, rasakan dan anda pikirkan untuk segera mendapatkan solusi pemecahan oleh pemerintah bersama masyarakat.
Jangan buang-buang waktu hanya untuk mendengarkan bualan politik mereka di media dan pamlet-pamlet mereka atau saat mereka berpidato.
Bualan politik adalah pembicaraan oleh kandidat maupun tim suksesnya yang hanya berisi rayuan emosional dengan mengumbar kelebelihan-kelebihannya secara dramatis.
Sedapatnya anda memperoleh semacam dokumen tertulis dari para kandidat pemimpin tersebut yang memuat tentang visi dan misi mereka saat mereka terpilih nanti. Dan lakukan ‘analisa’.
‘Analisa’ yang dimaksud adalah mencari kata-kata kunci yang terdapat dalam visi dan misi yang tertulis tersebut.
Dan kata-kata kunci yang anda temukan itu harus mewakili permasalahan realiatis yang anda/masyarakat alami, rasakan dan juga pikirkan.
Terakhir, jika anda tidak mau direpotkan dengan pengenalan visi dan misi masing-masing calon, maka berharaplah pada kebaikan hati mereka saja jika kelak terpilih sebagai pemimpin, meskipun ini namanya optimisme setengah hati.

Mengenali harapan/visi calon pemimpin kita dengan baik, merupakan salah satu langkah obyektif bagi publik luas untuk mendorong terciptanya nuansa politik demokratis yang lebih berkualitas. Selamat menempuh jalan demokrasi menuju kualiasnya yang lebih baik.

Label:

Minggu, 16 September 2007

Memilih Calon Pemimpin

Supporting Ide By Shaff Muhtamar

Kepemimpinan adalah salah satu dimensi penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Setiap saat kita bersentuhan dengan dimensi ini dalam bermacam-macam urusan dan kepentingan, baik secara internal dalam diri kita sendiri maupun eksternal, dalam lingkungan yang lebih luas seperti masyarakat dan negara. Sedemikian pentingnya kepemimpinan ini dalam kehidupan kita, sehingga menjadi salah satu elemen yang menentukan kesuksesan dan kegagalan masa depan kita.

Dapat dibayangkan betapa pentingnya arti kepemimpinan bagi masyarakat luas dalam sebuah bangsa. Pemilihan kepala negara atau pemilihan kepala daerah (Pilkada), merupakan wujud betapa pentingnya seorang pemimpin ditengah-tengah kehidupan masyarakat banyak, sehingga harus dipersiapkan sesempurna mungkin, baik dalam ukuran waktu, metode hingga penggunaan anggaran yang sedemikian besar. Dan masyarakat sebagai variabel penentu, diberi kebebasan untuk memilih calon pemimpinnya, berdasarkan kesadaran, pengetahuan dan hati nuraninya sendiri.

Namun seringkali dalam proses memilih, masyarakat tidak memiliki bekal kesadaran, pengetahuan dan kejernihan hati dalam menentukan siapa pribadi yang layak memimpin mereka (masyarakat luas). Subyektivitas dan emosional lebih sering dan lebih banyak mempengaruhi kita dalam memilih calon pemimpin. Dan akibatnya, kerapkali kita sendiri menyesal atas pilihan kita itu.

Berikut beberapa tips “Jalan Tengah” dalam memilih calon pemimpin dalam Pilkada, sebelum Anda masuk ke bilik suara dan menjadi satu-satunya penentu masa depan kehidupan sosial, ekonomi, hukum dan politik Anda dimasa lima tahun ke depan :
1. Ketahui secara logis dan sadari sepenuh hati mengenai syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang ideal. Anda jangan malas untuk mencari tahu mengenai hal ini. Sebab ini langkah awal yang penting dan menentukan ideal tidak idealnya pilihan Anda. Carilah lewat buku-buku ilmiah, majalah, koran dan internet.
2. Setelah Anda mengetahui syarat-syarat ideal tersebut, maka pertahankanlah pengetahuan obyektif itu.
3. Buat list nama-nama calon atau kandidat (Gubernur, Walikota dan Bupati) yang telah diumumkan oleh lembaga resmi berwenang (KPUD – Komisi Pemilihan Umum Daerah) di daerah Anda (Provinsi, Kabupaten atau Kota).
4. Ketahuilah secara pasti latar belakang pendidikan, pengalaman organisasi, prestasi dan karir, bentuk-bentuk pemikiran, visi dan misi serta citra pribadi mereka di mata masyarakat untuk semua nama-nama calon yang telah Anda daftar. Pastikan bahwa informasi mengenai para calon tersebut Anda peroleh dari sumber-sumber yang netral dan terpercaya, baik secara formal maupun non formal.
5. Setelah Anda menghimpun sebanyak mungkin informasi mengenai para calon tersebut, langkah berikutnya buatlah kesimpulan yang memadai untuk masing-masing calon.
6. Kesimpulan yang telah Anda ambil terhadap masing-masing calon tersebut, cocokkan dengan rumusan obyektif yang telah Anda peroleh sebelumnya mengenai syarat-syarat pemimpin ideal.
7. Calon yang paling mendekati atau mungkin pas dengan rumusan pengetahuan obyektif tersebut, maka itulah calon yang paling layak untuk Anda pilih.
8. Dan sebelum Anda melangkah masuk ke bilik suara, camkanlah prinsip ini : Siapapun calon yang terpilih dalam proses Pilkada yang adil, jujur dan bertanggung jawab, maka dukunglah dengan segenap logika dan sepenuh hati.

Tulisan ini pernah dimuat di Tabloid BERITA POLITIK [Tapol]

Label: