Minggu, 12 Agustus 2007

Zaman Aktiv dan Semangat Berbagi

Anda kalo sepintas pandang, menyaksikan aktivitas keseharian manusia disaman ini, anda akan menemukan serangkaian kegiatan hidup yang tiada henti. Serangkaian kegiatan yang, jika sepintas pikir, kita akan menyimpulkan bahwa tujuan dari seluruh kegiatan yang diupayakan oleh masyarakat modern ini adalah tiada lain untuk tujuan materi belaka.

Dimana-mana, jika anda melihat, berbincang dan mendengarkan, seluruh keluhan manusia, seluruh harapan, dan keinginan masyarakat saat ini adalah menjadi kaya-raya, berkuasa, memiliki apa saja dari elemen dunia ini untuk dijadikan sebagai kebanggaan yang akan memaksa orang lain untuk memuji, berdecak kagum dan menghamba-hamba.

Inilah mungkin fenomena saman aktiv dimana manusia baru merasa berharga jika keseluruhan waktu dan tenaganya dicurahkan untuk mengejar dunia semata. Manusia akan merasa terhina dan malu jika ketahuan urusannya hanya menyangkut berbuat amal untuk kehidupan akhiratnya.

Manusia pada saman aktif ini, telah kehilangan kerangka orientasi sejatinya, sebab yang telah menjadi kerangka utama mereka adalah kesejahteraan duniawi, yang oleh para bijaksanawan dianggap kesejahteraan dan kebahagiaan semu. Saman aktiv yang dimaksud adalah saman dimana keseluruhan potensialitas dan aktualitas manusia diarahkan secara progresif hanya untuk mengejar keuntungan duniawi semata.

Saman dimana manusia begitu sibuk, bahkan seolah-olah tidak adalagi waktu jedah untuk beristerahat. Menghisterahatkan hasrat duniawinya dan membiarkan hasrat spritual mereka melayang terbang untuk ketenangan jiwa mereka. Manusia saman serba sibuk ini adalah manusia yang berlari tanpa garis finis.

Akibatnya kita lalu menjadi sangat independen dan individual, karena keahlian dan kompetensi kita begitu sangat tinggi. Kita menjadi komunitas masyarakat profesional yang betul-betul sempurna untuk ukuran masyarakat modern. Prestise dan prestasi mengalir masuk dalam denyut nadi kehidupan kita sebagai konsekwensi logis dari apa yang telah kita lakukan.

Karena teramat individual dan tidak lagi tergantung kepada orang lain, maka situasi sosial yang diciptakannya adalah hilangnya kesempatan dan ruang untuk berbagi. Karena bahkan pada saat-saat ditimpa kemurungan, kedukaan dan ketidakstabilanpun, manusia modern memohon untuk ditinggalkan sendirian, "Tolong tinggalkan saya, saya lagi ingin sendiri".

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda